Peran Organisasi intra kampus dalam pembentukan karakter mahasiswa
Peran Organisasi Intra Kampus dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa sebagai Iron Stock : Pemimpin Masa Depan Bangsa
2 Votes
Tahapan seorang siswa SMA menjadi mahasiswa merupakan kegalauan tersendiri dalam upaya mendapat predikat sebagai mahasiswa pada jurusan tertentu. Tidak mudah mendapatkan predikat sebagai mahasiswa dan tentu saja dibutuhkan tes masuk perguruan tinggi. Dan setelah dinyatakan lulus, itu merupakan awal dari proses menjadi mahasiswa yang sesungguhnya. Ada beberapa proses awal yang harus dijalani dalam penerimaan mahasiswa baru. Sebut saja BSS (Basic Study Skill) terdiri dari beberapa materi seperti pelatihan mind mapping, manajeman waktu, manajemen stress, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa menjadi seorang mahasiswa adalah tak semudah pemikiran anak SMA lagi, kita dihadapkan pada culture syock, dimana perubahan yang sangat drastis akan terjadi pada mahasiswa baru ditinjau dari beberapa aspek.
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab IV bagian ke empat pasal 19 bahwa “mahasiswa” itu sebenarnya hanya sebutan akademis untuk siswa/murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu dalam masa pembelajarannya. Sedangkan secara harfiah, “mahasiswa” terdiri dari dua kata yaitu “maha” yang berarti tinggi dan “siswa” yang berarti subjek pembelajar. Jadi dari bahasa “mahasiswa” diartikan sebagai pelajar yang tinggi atau seorang yang belajar di perguruan tinggi/universitas.
Mencermati perjalanan sejarah bangsa Indonesia hingga kini, tak terlepas dari peran mahasiswa. Dari pembelajaran awal pengenalan kampus, kita sering diajarkan arti sebenarnya mengenai mahasiswa itu sendiri, misalnya saja sejarah pergerakan mahasiswa, ciri mahasiswa yang sering disingkat menjadi RAKUS (Rasional, Analitik, Kritis, Universal, Sistematis). Dari pembelajaran disini, kita dapat mengamati bahwa ada tugas dan tanggung jawab moral yang dimiliki oleh mahasiswa selain hanya sekedar duduk kuliah dan memahami disiplin ilmunya saja, akan tetapi perlu adanya skill yang harus dipupuk sejak dini.
Mahasiswa tidak terlepas dari keinginan untuk mengembangkan diri, melatih skill, meningkatkan nilai intelektual dan integritas terhadap masyarakat. Tentu hal ini tidak serta merta didapatkan di bangku kuliah, melainkan dalam sebuah organisasi. Mahasiswa berhak memilih wadah dimana dia (baca:mahasiswa) akan memanfaatkan waktu dan tenaganya agar tujuan bersama dalam organisasi itu dapat tercapai. Di tataran kampus, terdapat banyak organisasi didalamnya, Sebut saja organisasi intrakampus yang biasanya terdiri dari:
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)merupakan lembaga eksekutif yang mewadahi aspirasi keluarga mahasiswa. Pada umumnya, BEM terdiri dari BEM Universitas dan BEM Fakultas.
HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) merupakan organisasi mahasiswa intrakampus yang terdapat pada jurusan keilmuan dalam lingkup fakultas tertentu. Umumnya bersifat otonom dalam kaitannya dengan organisasi mahasiswa di tingkat fakultas seperti senat mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa. Kegiatan himpunan mahasiswa jurusan umumnya dalam konteks keilmuan, penalaran dan pengembangan profesionalisme.Gambar
UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) adalah wadah aktivitas kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para aktivis yang ada di dalamnya. Terdiri dari beberapa kelompok UKM yang bergerak di bidang olahraga, kesenian, penalaran, dan lain sebagainya.
Organisasi intrakampus memberikan pengaruh yang sangat besar tehadap kualitas mahasiswa. Para mahasiswa yang aktif berorganisasi tentunya akan mendapatkan manfaat yang lebih daripada mahasiswa yang hanya berprinsip 3K (kuliah, kost, dan kampung). Meskipun demikian, pengorbanan yang dikeluarkan juga tidak sedikit dapat berupa pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran. Dalam suatu organisiasi tertentu pastinya mempunyai tujuan masing-masing. Pencapaian tujuan ini dilakasanakan dalam bentuk-bentuk kegiatan yang telah ditentukan pada awal pengurus yang disebut program kerja. Pelaksanaan program kerja dari suatu organisasi tentunya menganut konsep POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling). Keempat aspek ini merupakan suatu kesatuaan sehingga jika tidak terlaksana salah satunya, maka perjalanan organisasi akan timpang. Konsep ini mengajarkan kita bagaimana melakukan rencana, mengatur, mengaktualisasi dan mengontrol apa yang kita dikerjakan.
Aktif dalam suatu organisasi intrakampus merupakan suatu kesenangan tersendiri bagi mahasiswa yang menjalaninnya, meskpiun tak semua mahasiswa menginginkan hal itu. Dalam berorganisasi dibutuhkan manajemen waktu yang baik agar kewajiban pertama yaitu kuliah tidak terabaikan. Jadi, secara tidak sadar kita terlatih untuk mengembangkan diri, berlatih berkomunikasi dengan orang banyak, merangsang kepekaan kita terhadap masyarakat yang membutuhkan, juga diajarkan bagimana memimpin dan mengatur teman-teman dalam menjalankan suatu kegiatan, menjadi amanah dan tanggung jawab. Dari sinilah karakter iron stock itu dipupuk yang merupakan salah satu fungsi dari mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Mahasiswa merupakan bagian dari sebuah harapan kecil masyarakat yang dapat merubah kondisi bangsa yang saat ini semakin bergejolak tidak karuan akibat dari berbagai permasalahan yang terjadi, baik itu masalah politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Mahasiswa diharapkan lahir menjadi pemimpin-pemimpin yang tangguh, berakhlak mulia dan intelektual serta kritis terhadap kondisi bangsa.
Ciri pemimpin yang baik menurut Jusuf Kalla yaitu harus mampu berkorban dan berani mengambil keputusan, serta siap dengan risiko yang akan timbul, pemimpin harus melaksanakan dan mengambil kebijakan, keteladanan merupakan bagian penting dari kepemimpinan baik kehidupan tradisional maupun modern. Seorang pemimpin, lanjutnya, harus memiliki keikhlasan, kearifan, dan menyukai tantangan. Kecakapan juga mendominasi faktor kepemimpinan. Kecakapan memilah persoalan sebagai prasyarat kepemimpinan, bukan pesimis dalam persoalan, harus penuh amanah dan tanggung jawab. Jadi, meskipun mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen penerus bangsa, tak perlu menunggu untuk menjadi “orang” untuk melakukan perubahan demi peningkatan kualitas bangsa. Sejak mahasiswa perlu ditanamkan sifat-sifat baik yang dapat diperoleh dengan berorganisasi misalnya rasa peka terhadap masyarakat, kejujuran, tanggung jawab loyalitas, sehingga mampu melakukan atau menyelesaikan sedikit demi sedikit permasalahan di masyarakat dan tentunya akan meningkatkan kualias kepemimpinan bangsa.
Komentar
Posting Komentar