Sang Profesor
"Sulaiman Mahasiswa Skripsi"
"Dosen"
"Laila mahasiswa baru"
"Satpam"
Panggung diisi dengan sebuah meja kantor, map-map dan sebuah vas bunga. Sebuah kursi, tentu saja. Sebuah bangku tunggu tergeletak begitu saja. Sekian detik panggung kosong. Beberapa lembar kertas berserakan.
Dosen masuk.
(*Musik Orkes Derita Mahasiswa-MPd*)
*Dosen*
(Dengan wajah sombong dan penampilan centil berdiri di dekat meja)
Ini ruang kok semak kali ya? Padahal kutinggal baru saja beberapa jam. Apa ini ulah angin? Tapi gak mungkin angin. Ini pasti ulah manusia yang tidak menyukaiku. Atau jangan-jangan si Sulaiman? Dasar. Mahasiswa itu memang kelewatan. Udah skripsinya gak pernah jelas, kuliah asal-asalan. Mahasiswa tua. Sebentar lagi mesti disepak dari kampus ini. Satpaaaammm.
*Satpam*
(Buru-Buru)
Iya, buk. Ada yang bisa saya bantu?
*Dosen*
Ini kerjaan siapa? Kenapa ruang saya berantakan gini?
*Satpam*
Mana saya tahu, buk. Kan saya tidak bekerja di dalam.
*Dosen*
Siapa ada masuk ke ruang ini tadi?
*Satpam*
Tidak ada, buk. Mungkin kucing.
*Dosen*
Sejak kapan di kampus ini ada kucing?
*Satpam*
Di sini kadang-kadang kambing juga masuk, buk.
*Dosen*
Tidak mungkin binatang-binatang itu masuk ke ruanganku.
*Satpam*
Boleh jadi. Kan kita tidak bisa menebak takdir Allah.
* *
*Dosen*
Kalau memang benar, kenapa kamu tidak mengusir binatang-binatang itu?
*Satpam*
Tugas saya di luar, buk. Jadi apa yang terjadi di dalam sini bukan tugas saya.
*Dosen*
Sudah, kamu keluar.
(*Musik Koboy Kampus-The Panas Dalam Band*)
"Sulaiman masuk, hampir bertubrukan dengan satpam".
*Sulaiman*
Assalamualaikum buk.
*Dosen*
Waalaikumsalam. Ada apa kamu, Man? Ini siapa yang serakin?
*Sulaiman*
Bukan saya buk. Memangnya kenapa, buk?
*Dosen*
Kenapa? Kamu memang kelewatan. Apa tujuanmu bikin berserak begini?
*Sulaiman*
Bukan saya, buk. Saya baru datang ke kampus.
*Dosen*
Baru datang ke kampus? Halloo, kamu sudah tujuh tahun di sini, Man.
*Sulaiman*
Iya, tapi hari ini saya baru datang.
*Dosen*
Baru datang? Ngapain aja kamu di luar?
*Sulaiman*
Kan kita udah janjian jam segini ketemuan, buk.
* *
*Dosen*
Kapan?
*Sulaiman*
Semalam kan?
*Dosen*
Kamu cuma tanya apa kabar. Dibalas, nyatanya kamu gak balas lagi.
*Sulaiman*
Gak ada lagi pulsa, buk. Maklum, mahasiswa.
(*MUSIK CITA-CITA-JOSHUA)*
"Profesor masuk"
*Dosen*
Kamu tahu siapa dia, Man?
*Sulaiman*
Gak, buk. Nampaknya orang gila atau pengemis.
*Dosen*
Iya, mungkin.
*Profesor*
Dek, pesan kopi pancong ya.
*Dosen*
Pak, ini kampus, bukan warung kopi.
*Profesor*
Sekalian kue pancong.
Ada mie goreng, dek?
*Sulaiman*
Pak, ini kampus. Bukan warung kopi. Paham gak?
(*MUSIK CIK-CIK BUM-BUM*)
Laila masuk terbengak-bengak
*Laila*
Pak, numpang nanya, kampus USM di mana ya, pak? (Profesor diam saja) Pak, kampus USM di mana ya? Saya anak baru di sini.
*Sulaiman*
Dek, kalau bertanya lihat-lihat dulu orangnya. Bapak itu tuli.
*Profesor*
Kamu yang tuli. Sudah kupesan kopi tidak kau bawa. Kupesan kue dan mie kau tidak menyahut apa-apa. Bodoh kau.
*Sulaiman*
Tadi kan sudah kujawab, Pak. Ini bukan warung kopi, jadi pesanan bapak tidak tersedia di sini.
*Profesor*
Kenapa tidak bilang dari tadi?
*Sulaiman*
Dari tadi sudah dibilang.
*Profesor*
Jangan bisik-bisiklah. Berani? Coba ngomong.
*Sulaiman*
Ini saya ngomong, Bapaaaak.
*Profesor*
Ngomong apa kau?
*Sulaiman*
Aduh, ini orang bikin kesal aku aja. Bapak tahu siapa aku? Mahasiswa senior, hampir DO. Jangan macam-macam bapak. Rektor di sini juga takut padaku.
*Profesor*
Apa hebatnya? Baru semester dua sombong.
*Sulaiman*
Saya mahasiswa tua, pak. Mau DO. Paham DO gak?
*Profesor*
Bodoh kamu.
*Laila*
Maaf, abang, kampus USM di mana ya? Saya mahasiswa baru.
*Profesor*
Dek, kamu ini mahasiswa?
*Laila*
Iya, pak.
*Profesor*
Mahasiswa kok bodoh.
*Laila*
Maksud bapak?
*Profesor*
Kalau mau pesan kopi dan mie, jangan di kampus dong. Ini tempat belajar.
*Sulaiman*
Pak, dia tanya ini kampus USM di mana, bukan pesan kopi.
*Profesor*
Kamu bodoh. Dia tanya kampus kenapa kamu tawarin kopi? Caper kamu.
*Sulaiman*
Kapan saya bilang begitu?
*Profesor*
Alah, dasar dusta.
*Dosen*
Bapak siapa sebenarnya?
*Profesor*
Saya profesor. Perkenalkan, nama saya Enten
*Dosen*
Profesor? Bidang apa?
*Profesor*
Siapa bilang begitu? Bikin malu aku aja dia.
*Dosen*
Saya tanya bapak profesor di bidang apa?
*Profesor*
Seperti biasa, dek. Saya hanya manusia biasa.
*Laila*
Bapak, apa bapak pernah kuliah?
*Profesor*
Pernah. Sampai semester lima.
*Laila*
Di mana, pak?
*Profesor*
Gak di mana-mana, dek. Saya tidak pernah lulus tes.
*Laila*
Tadi bapak bilang pernah kuliah sampai semester lima.
*Profesor*
Lupakan saja.
*Sulaiman*
Bapak pernah sekolah?
*Profesor*
Untuk apa sekolah kalau pada akhirnya saya tidak bisa apa-apa, bodoh macam kamu.
*Sulaiman*
Pak, saya tidak semata-mata kuliah. Saya juga memperjuangkan hak rakyat.
*Profesor*
Pandai berarti kamu.
*Sulaiman*
Memang
*Profesor*
Ah, biasa aja. Aku lebih pandai.
*Dosen*
Bapak sekolah sampai SMA?
*Profesor*
Ya, tidak tamat.
*Dosen*
Jadi sampai kelas berapa?
*Profesor*
Gak pernah sampai SMA
*Dosen*
Jadi SMP?
*Profesor*
Iya, tapi perasaan gak juga.
*Sulaiman*
SD?
*Profesor*
Gak juga.
*Laila*
Bapak tidak sekolah?
*Profesor*
Ada. Hanya tamat S3.
*Sulaiman*
Tadi katanya tidak tamat SD, SMP, SMA, dan S1.
*Profesor*
Kalian tidak tanya apakah saya pernah tamat S3.
* *
*Dosen*
Bapak profesor bidang apa?
*Profesor*
Siapa?
*Dosen*
Bapak.
*Profesor*
Kenapa dengan saya?
*Dosen*
Bapak profesor bidang apa?
*Profesor*
Kalian bidang apa?
*Dosen*
Saya keguruan.
*Profesor*
Guru kok tidak bisa memahami orang lain?
*Laila*
Buk saya mahasiswa baru.
*Profesor*
Kamu. Untuk apa kuliah kalau hanya datang kemari tanpa niat benar-benar mendapatkan ilmu? Saya bercermin dari pengalaman.
*Laila*
Maksud bapak?
*Profesor*
Dulu waktu saya kuliah sampai sekarang, mahasiswa kuliah rata-rata agar hilang di rumah. Merantau jauh-jauh, sampai di rantau tidak benar-benar menuntut ilmu. Mereka berbohong pada orang tuanya. Minta uang, bilang untuk jajan, nyatanya hanya untuk beli pulsa telpon pacar. Yang laki-laki, uang kiriman orang tua dihabiskan di meja makan dengan pacar. Minta uang beli buku, dikasih, sampai di sini dihabiskan untuk belanja baju. Sok kaya di depan banyak orang. Begitulah.
*Dosen*
Anda memang profesor yang hebat.
*Profesor*
Siapa?
* *
*Dosen*
Anda, pak.
*Profesor*
Siapa bilang saya profesor?
*Dosen*
Tadi bapak yang bilang.
*Profesor*
Bodoh kalian. Saya permisi ya. Jangan lupa, pesan kopi pancong plus mie goreng.
*PROFESOR KELUAR*
*AKTOR HERAN DAN MEMANGGIL PROFESOR.*
Komentar
Posting Komentar